Softcopy Foto Ktp Adalah

Softcopy Foto Ktp Adalah

Arti Hardcopy dan Softcopy Adalah

Dikutip dari situs byjus.com, hardcopy adalah bentuk cetak atau fisik file dokumen digital dari komputer di atas kertas atau bahan lain transparan yang dapat dipegang secara langsung. Beberapa contoh dari hardcopy adalah koran, buku, notebook, hingga dokumen yang dicetak. Dalam beberapa kasus, hardcopy dapat berfungsi sebagai cadangan dari dokumen digital atau softcopy apabila hilang dan rusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara softcopy mengacu pada file dokumen digital atau versi elektronik dari dokumen yang tidak dicetak di atas kertas melainkan tersimpan dalam komputer atau hard disk. File softcopy dapat dilihat melalui gadget seperti komputer, HP, dan tablet. Selain dilihat, file softcopy dapat dipindah atau kirimkan melalui USB atau internet seperti email, gdrive, blog, dan website.

Dokumen softcopy umumnya disimpan dalam format .ppt (Microsoft Powerpoint), .docx (Microsoft Word), atau Excel. Berbeda dengan hardcopy, softcopy dapat hadir dalam bentuk audio dan video.

Beberapa perbedaan dari hardcopy dan softcopy lainnya dapat kamu lihat di bawah ini.

Lindungi Data Pribadi untuk Menghindari Potensi Tindak Kejahatan!

Kebocoran data pribadi sepenting NIK dan foto KTP asli juga bisa menjerumuskan Anda ke tindakan kejahatan seperti penipuan dan penggunaan data diri oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk tindakan kejahatan lainnya. Untuk itu, pastikan tidak menyebarkan NIK dan foto KTP asli ke siapa pun, dan hanya memberikan NIK untuk urusan penting dengan lembaga resmi yang sudah terjamin dan aman saja. Selain itu, Anda pun tidak boleh mengunggah foto Kartu Keluarga (KK) maupun KTP di media sosial. Sebab, tindakan tersebut menjadikan NIK pada KTP serta nomor KK Anda rentan disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab.

Hampir semua negara di dunia, termasuk juga Indonesia menggunakan NIK sebagai sumber utama data pribadi. Maka dari itu, Anda harus betul-betul menjaga NIK dan foto KTP asli, dan jangan terlalu cepat menyampaikan data-data terkait dengan NIK. Data-data terkait NIK harus betul-betul diberikan melalui satu proses yang dapat dipertanggungjawabkan, serta dilakukan cek secara berkala. Jika ada yang menggunakan data tanpa konsen pemilik data, maka tindakan tersebut sudah tentu ilegal dan menggunakan data secara tidak sah.

Sementara itu, di sisi perusahaan fintech yang mengumpulkan banyak data para pengguna, harus memastikan cyber security aplikasi supaya tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga. Pasalnya, jika cyber security lemah maka pihak ketiga dengan mudah mengubah data, mengambil data, sampai menghapus data di basis data tersebut. Basis data tersebut berisi nomor handphone, nama lengkap, alamat lengkap, nomor kerabat, nomor KK, NIK, foto KTP asli, hingga foto selfie pengguna atau pelanggan.

Pengertian Softcopy dan Hardcopy

Softcopy adalah file yang tersimpan pada hard disk atau komputer. Penyimpanan file dan dokumen ini dibuka dan diedit melalui komputer. File softcopy ini bisa dipindahkan melalui USB atau penyimpanan online lewat internet seperti email, drive, blog, dan website.

Selain itu, softcopy bisa disimpan di alat penyimpanan seperti CD, DVD, flashdisk, dan hardisk. Contoh softcopy adalah, dokumen word, file PDF, file presentasi, dan e-books. Dari penjelasan ini softcopy adalah salinan data atau dokumen dalam bentuk elektronik.

Selain file dokumen, softcopy bisa bisa dalam bentuk audio dan video. Media yang dipakai untuk mengeluarkan softcopy dalam bentuk suara melalui speaker. Sedangkan video bisa menggunakan CD, DVD, dan flashdisk. Mengutip dari haloedukasi.com, softcopy dapat disimpan dalam bentuk dokumen masih berupa sinyal elektronik.

Sementara. hardcopy adalah bentuk cetak dari softcopy atau tulisan tangan. Hardcopy bisa dipakai tanpa menggunakan media elektronik seperti komputer. Selain itu hardcopy berbentuk permanen tanpa perubahan.

Contoh hardcopy adalah, tulisan yang dibuat dari tangan dan hasil cetak printer. Hardcopy yang dicetak printer bisa disesuaikan ukuran contohnya saja banner berukuran besar, berkas dokumen menggunakan kertas, dan gambar yang dicetak.

Perbedaan Softcopy dan Hardcopy

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah salah satu syarat utama dalam banyak hal. KTP memang hampir digunakan untuk registrasi banyak hal, terutama yang terkait dengan kepentingan pribadi. Maka dari itu, Anda tidak boleh sembarangan memberikan data pribadi termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan foto KTP asli agar data tidak disalahgunakan. NIK dan foto KTP asli memang bisa menjadi celah bagi pelaku tindak pidana untuk melakukan pinjaman pada aplikasi fintech atau membeli suatu barang. Berkaca dari kasus-kasus yang sudah marak terjadi selama ini, data pribadi pada KTP bisa dimanfaatkan untuk membuka pinjaman online palsu. Sehingga, bisa-bisa nama Anda tiba-tiba ditagih pinjaman online, padahal Anda tidak pernah mengajukan pinjaman tersebut sama sekali.

Bagaimana perusahaan fintech dalam menjaga privasi data pelanggan?

Perusahaan fintech harus berkomitmen terhadap privasi data, meningkatkan dan membuktikan kepada para pelanggan bahwa mereka menganggap cyber security secara serius. Dan telah melakukan langkah-langkah yang memadai untuk mengamankan data dan transaksi pelanggan mereka, baik dengan cara yang setara atau bahkan lebih kuat dari lembaga keuangan tradisional. Kemudian, perusahaan fintech juga harus memasukkan ketentuan privasi dan ketentuan yang tepat ke dalam product yang ditawarkan. Pemberitahuan privasi dibuat lebih komprehensif dan terperinci, memberitahu para pelanggan mengenai data mereka yang akan diakses dan diperoleh dari internet, dan rincian mengenai bagaimana informasi yang dikumpulkan akan digunakan.

Perusahaan fintech juga tidak lepas dari kewajiban untuk melakukan proses uji tuntas pelanggan (customer due diligence) atau sering juga disebut pengenalan pelanggan (know your customer). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan sudah mewajibkan agar penyedia P2P lending untuk melakukan proses KYC sejak tahun 2016. Sementara itu, pelaku dompet elektronik sudah diwajibkan untuk melakukan KYC sejak tahun 2017 lalu. Kewajiban proses uji tuntas ini diberlakukan untuk mencegah tindak pidana pencucian uang, hingga pendanaan terorisme.

Salah satu sumber masalahnya adalah proses pemastian identitas yang masih lambat. Perusahaan fintech masih kesulitan untuk memastikan identitas dengan seketika, dan banyak fintech yang masih tergantung pada input data secara manual dari calon pelanggan. Maka dari itu, implementasi teknologi e-KYC dapat membantu perusahaan fintech untuk mempercepat proses uji tuntas ini. Ketika memilih solusi e-KYC, pelaku fintech tidak hanya harus mementingkan aspek kecepatan prosesnya saja, melainkan juga akurasi. Teknologi e-KYC harus benar-benar andal dalam melakukan verifikasi calon pelanggan, dan tidak akan meloloskan identitas palsu.

Perbedaan softcopy dan hardcopy paling mudah terlihat dari wujudnya. Secara sederhana, Anda bisa melihat wujud hardcopy dengan mata, sebaliknya softcopy tidak memiliki wujud yang bisa dilihat. Untuk dapat memahami perbedaan keduanya, Anda perlu membaca artikel ini hingga akhir. Kalau begitu tanpa berlama-lama lagi, mari kita masuk ke dalam inti pembahasan.

Cek KTP Anda, Apakah Sedang Disalahgunakan atau Tidak!

Supaya bisa lebih waspada lagi terutama untuk hal yang sangat sensitif seperti NIK dan foto KTP asli, ada baiknya Anda melakukan pengecekan rutin. Pastikan apakah NIK milik Anda pernah atau sedang dipakai orang lain untuk registrasi di aplikasi pinjaman online, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bagaimana caranya?

Salah satu cara untuk mengecek apakah NIK dan foto KTP asli Anda dipakai oleh orang lain untuk registrasi pada aplikasi pinjaman online adalah dengan mengunjungi website SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Berikut langkah-langkahnya, silakan simak baik-baik!

Kelebihan dan Kekurangan Hard Copy

Hardcopy juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya sendiri. Mengutip dari blog milliondeets.com, berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan hardcopy.

Kelebihan penggunaan hardcopy dapat dilihat dari sisi legalitas dan validitasnya. Dengan adanya bukti kertas secara fisik, hal ini menjadikan barang bukti apabila terjadi hal fatal yang dapat merugikan beberapa pihak. File dokumen hardcopy juga dapat dipegang dan disimpan secara langsung.

Nah, kekurangan dari penggunaan hardcopy adalah file dokumen tidak dapat diedit atau dimanipulasi. Penggunaan hardcopy pun terbilang mahal karena harus mengeluarkan biaya untuk mencetak file atau saat harus mengirim hardcopy ke orang lain dengan jasa kirim. Kekurangan lain dari hardcopy juga tidak mudah dibawa kemana-mana serta membutuhkan ruang lebih untuk menyimpan file dokumen.

Itulah kelebihan, kekurangan, sekaligus perbedaan dari softcopy dan hardcopy. Sekarang kamu sudah tahu kan bedanya? Kalau detikers lebih pilih pakai softcopy atau hardcopy, nih?

Softcopy dan hardcopy adalah media penyimpanan dokumen dan data. Keduanya dipakai untuk berbagai keperluan di bidang pendidikan, bisnis, dan lainnya. Softcopy adalah media penyimpanan elektronik. Umumnya softcopy bisa dilihat melalui komputer, HP, dan tablet.

File softcopy bisa disimpan di berbagai format. Dokumen softcopy bisa disimpan dalam format docx (Ms. Word), PPT (Ms. PowerPoint), dan Excel. Sedangkan hardcopy adalah cetakan dari softcopy dan bisa dipegang.

Apa Saja Perbedaan Softcopy dan Hardcopy Yang Kamu Harus Tahu?

Beberapa perbedaan dari softcopy dan hardcopy bisa Anda perhatikan dalam penjelasan berikut ini.

Seperti sudah disebutkan pada bagian awal di mana softcopy tidak memiliki wujud fisik, sedangkan hardcopy memilikinya. Ini karena hardcopy adalah dokumen hasil print out dari komputer. Sebaliknya softcopy tidak di print out. Soft copy biasanya tersimpan dalam perangkat elektronik yang Anda punya, seperti laptop, PC, tab, dan smartphone. Softcopy juga bisa disimpan dalam beberapa media seperti memory card, flashdisk, CD, DVD dan lain-lain.

Baca Juga: 4 Cara Print di Mesin Fotocopy

Untuk penyimpanan, hardcopy membutuhkan ruang seperti lemari. Dalam perkantoran, biasanya semua dokumen hardcopy yang penting akan disimpan dalam map dan lemari tersendiri, agar tidak ada yang rusak atau hilang. Untuk softcopy, Anda tidak membutuhkan ruang penyimpanan layaknya hardcopy. Softcopy dapat dengan mudah disimpan baik secara online di internet atau offline pada perangkat keras yang Anda punya.

Untuk daya tahan sebenarnya tergantung. Hardcopy bisa dikatakan memiliki daya tahan yang sangat rendah, karena kertas bisa rusak saat terkena air atau terbakar. Hardcopy juga bisa hilang jika Anda tidak menyimpannya dengan baik. Di sisi lain, softcopy tidak akan terpengaruh dengan air atau api.

Selama softcopy tersimpan pada perangkat keras yang aman dan tidak rusak, maka softcopy bisa bertahan lama. Namun saat perangkat keras rusak, softcopy bisa hilang dan tidak bisa kembali.

Fleksibel yang dimaksudkan di sini adalah perubahan dalam informasi yang ada di hardcopy dan softcopy. Untuk hardcopy, jelas saja bahwa informasi yang kurang atau salah, tidak bisa diubah. Jika ingin diubah, Anda harus mengetik ulang dari softcopy dan mencetaknya kembali. Sebaliknya, softcopy sangat fleksibel karena bisa diubah kapan saja. Ketika menemukan ada informasi yang salah secara penulisan atau konten, Anda bisa langsung mengubahnya dengan membuka file tersebut.

Hardcopy memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan softcopy. Ini karena hardcopy memerlukan kertas dan tinta printer, supaya semua informasi dapat tercetak. Meskipun tidak mahal sampai mengeluarkan Rp100.000, hardcopy tetap perlu mengeluarkan uang. Pada sisi lain, softcopy bahkan tidak membutuhkan dana apapun, karena softcopy bisa Anda baca melalui perangkat elektronik.

Baca Juga: Cara Mengetahui Tinta Printer Habis dengan Mudah

Informasi ada dalam hardcopy umumnya bisa diakses kapan saja selama Anda membawanya. Jika hardcopy tertinggal, tentu saja Anda tidak bisa mengakses informasi di dalamnya. Berbeda dengan softcopy, di mana Anda bisa mengakses informasi yang ada di dalamnya dari mana saja dan kapan saja. Ini berlaku saat softcopy disimpan secara online.

Contohnya saat softcopy disimpan dalam drive, Anda bisa membuka drive tersebut dari alat elektronik apa saja dan di mana saja. Asalkan terhubung dengan internet, maka Anda bisa mengaksesnya dengan mudah. Dengan begitu sebenarnya Anda juga tidak perlu repot-repot membawa hardcopy yang terdiri dari puluhan atau ratusan lembar dokumen penting, karena softcopy bisa diakses dari genggaman Anda.

Demikian enam perbedaan softcopy dan hardcopy. Keduanya tidak bisa kita bilang lebih bagus dari yang lainnya. Ada masa di mana kita butuh mencetak softcopy menjadi hardcopy untuk pengumpulan tugas atau arsip lainnya. Contohnya, akan ada masa di mana satu dokumen hardcopy tersebut perlu diperbanyak untuk dibagikan dalam meeting.

Memperbanyak dengan dokumen hardcopy akan lebih murah dan mudah dilakukan dengan mesin fotocopy yang memiliki perangkat ADF. Anda bisa langsung scan dokumen secara otomatis, dalam waktu yang singkat. Jika Anda mencari mesin fotocopy dengan teknologi atau perangkat ADF, silakan langsung mengunjungi laman Pusat Fotokopi. Ada banyak jenis dan tipe mesin fotocopy ADF yang bisa dipilih. Dapatkan juga promo-promo menarik, hanya di Pusat Fotokopi!

NIK dan Foto KTP Asli Disalahgunakan untuk Pinjaman Online

Data pribadi sensitif seperti Nama Ibu Kandung bahkan bisa digunakan untuk membobol rekening dengan menipu layanan pelanggan dengan data yang sudah dipegang oleh penjahat siber. Maka dari itu, Anda harus selalu waspada terhadap penyalahgunaan data pribadi dalam perkembangan sektor keuangan digital, salah satunya fintech. Pasalnya, regulasi industri keuangan non bank (IKNB), termasuk pinjaman online, tidak seketat dengan aturan di perbankan.

Pada bulan Agustus 2019 lalu misalnya, aksi jual-beli data pribadi pengguna juga sempat marak beredar di media sosial seperti Facebook. Sebagian penjual data pribadi ini memiliki ribuan hingga jutaan data KTP, KK hingga foto selfie menggunakan KTP asli. Data pribadi pengguna diperjual-belikan dengan harga yang beragam, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Lebih lanjut, seorang pegiat keamanan siber juga sempat membongkar bagaimana sebuah aplikasi pinjaman online tidak bisa menjaga kerahasiaan data pribadi penggunanya. Data-data tersebut adalah data yang sering diminta oleh aplikasi fintech atau pinjaman online untuk verifikasi akun. Guna verifikasi akun tersebut agar dapat melakukan peminjaman sejumlah uang dari aplikasi hingga menggunakan fitur Pay Later.

Kelebihan dan Kekurangan Softcopy

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan softcopy. Dilansir situs techtarget.com, berikut pembahasannya.

Kelebihan utama menggunakan softcopy adalah mudah disimpan dan dibagikan. Softcopy dapat dikirim secara elektronik tanpa harus khawatir tentang biaya pengiriman dan tidak membutuhkan printer untuk mencetak filenya. Selain itu, softcopy juga dapat

Softcopy juga dapat dilindungi kata sandi dan dienkripsi untuk keamanan. Sehingga file akan lebih aman walaupun tersimpan dalam komputer atau media elektronik lainnya.

Walaupun menggunakan softcopy memiliki banyak kelebihan, terdapat pula kekurangan yang cukup merugikan. Kekurangan utama softcopy adalah file dokumen mudah hilang atau rusak. Apabila hard drive rusak, hilang, atau file terhapus secara tidak sengaja, akan sangat sulit untuk mendapatkan kembali data yang hilang.

Softcopy juga dapat disalin dan disebarluaskan tanpa izin pemiliknya. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran hak cipta.